Olimpiade Sains Nasional SMP 2014 (Part 12: (Bukan) Akhir Perjuangan)

Suasana Hall Hotel Grand Inna Muara Padang ketika aku memasukinya telah ramai. Peserta berkumpul sesuai mapel masing-masing. Sepertinya kami datang agak akhir, sehingga mendapat kursi bagian belakang. Tidak apalah.

Acara belum dimulai. Beberapa penampil masih melaksanakan gladi bersih di atas panggung. Teman-temanku dari Jateng sedang mengobrol. Aku ingin mengikuti obrolan mereka juga. Tapi … hatiku sama sekali tidak tenang. Aku memutuskan untuk diam, fokus untuk berdzikir. Alhamdulillah, lambat laun rasa berdebar itu sirna.

Acara diawali dengan penampilan-penampilan keseniaan oleh siswa SMP dari beberapa daerah di Sumatera Barat. Ada grup vokal dan beberapa grup tari yang menunjukkan kebolehan mereka. Mereka ada juara-juara FLS2N pada tingkat provinsi maupun nasional tahun sebelumnya. Aku dan teman-teman sempat berpikir, setiap penyelenggaraan OSN dari tingkat provinsi sampai nasional, pengisi acara selalu peserta FLS2N. Ketika pagelaran FLS2N, siapa yang akan menjadi pengisi acara? Anak-anak OSN yang maju untuk mengerjakan soal di panggung, melakukan eksperimen atau mengamati bintang?

Ada sambutan dari beberapa orang. Yang paling menarik adalah laporan panitia yang disajikan oleh Ketua Panitia OSN SMP 2014. Laporan yang seharusnya serius itu menjadi kocak, karena (entah disengaja entah tidak), beberapa bagian laporan memiliki rima yang sama, sehingga terdengar lucu. Ada juga wakil dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar yang mengemukakan lomba-lomba internasional yang bisa diikuti peraih medali OSN tahun ini. Beliau menyebutkan, IJSO 2014 akan dilaksanakan di Argentina. Impianku, bisikku dalam hati.

Tiba-tiba, seluruh lampu di hall mati. Ruangan tersebut benar-benar gelap. Ternyata, akan ditayangkan Falshback OSN 2014. Sampai sekarang, aku belum menemukan video itu di youtube. Mungkin teman-teman ada yang punya informasi, atau malah punya filenya? Aku sangat tertarik untuk memiliki. Karena … melihat video itu bikin aku tersenyum. Lupa untuk berdebar menunggu hasil yang diumumkan sebentar lagi. Semoga siapapun yang memiliki filenya cepat-cepat membagi video tersebut ke internet. Aamiin.

Ka Ret sempat bertanya pada kami. Aku tidak tahu ini sebuah candaan atau memang serius, “Habis ini masih ada penampilan, tapi kalian maunya pengumuman dulu atau penampilan?”

Jelas saja, 396 peserta OSN dari seluruh Indonesia, yang telah menjalani dua hari tes, kemudian menunggu hasilnya selama dua hari, dengan penuh semangat bercampur rasa tidak sabar, berteriak, “PENGUMUMAAAAAAAAAN!”

“Yakin, nggak penampilan dulu?”

“PENGUMUMAAAAAAAAAN!”

“Penampilan aja, ya?”

“PENGUMUMAAAAAAAAAN!”

Ka Ret tertawa. Ka Ret, Ka Ret … Aku yakin dalam keadaan seperti ini anak OSN bahkan rela tawuran untuk mengetahui hasilnya.

Akhirnya.

Pengumuman.

Ya Allah.

Jadi, ada tiga puluh medali yang diperebutkan setiap bidang. 5 Medali Emas, 10 Medali Perak, dan 15 Medali Perunggu. Sistem pengumumannya adalah, diumumkan peraih perunggu untuk setiap bidang, baru kemudian perak lalu emas.

Pengumuman Peraih Medali Perunggu.

Ternyata, urutannya adalah bidang IPS, Fisika, Biologi, lalu Matematika (sesuai urutan tempat duduk kami waktu itu).

IPS. Beberapa nama anak Jawa Tengah disebut. Tentu saja kami turut bersorak mendengarnya. Sudah bukan rahasia target apa yang dipasang Jawa Tengah untuk OSN setiap tahunnya.

Fisika. Kalau tidak salah ada dua anak Jateng. Kami bersorak. Tapi kemudian hening lagi. Kami sadar, selanjutnya adalah ….

Biologi. Deg. Para cewek saling bergandengan tangan. Aku menggenggam tangan Novita yang berada di sebelahku. Aku terus berdzikir, mendengarkan setiap nama yang dipanggil ke panggung dengan seksama.

Sampailah kepada… “Khairunisa Rahma Handayani, Jawa Tengah!” Aku berteriak. Benar-benar berteriak dengan teriakan khas Directioners yang melihat 1D di televisi (thanks to all my school friends, no I am very good in ……………. fan-screaming). Kami semua mengucapkan selamat kepada Rahma. Dengan berseri-seri, ia berlari kecil ke panggung.

Beberapa nama telah dipanggil. Kemudian … “Syailendra Karuna Sugito, Jawa Tengah!” Aku berteriak lagi. Seperti tadi. Ya ampun. Lendra pun maju ke panggung.

“Novita Dwi Lokasari!” Aku yang berada di sebelahnya langsung menggenggam tangan Novita erat dan memberi ucapan selamat.

Ada 15 medali perunggu. Dan 14 sudah disebutkan. Sudah ada 3 anak Jateng yang maju ke depan. Artinya, seperempat dari kami telah meraih medali. Ternyata, peraih medali terakhir itu adalah … “Akbar As Sakhaab Fiisabiilillah, Jawa Tengah!”

“Kakek…!” teriakku senang. Si Kakek pun berhasil menuju ke panggung tanpa bantuan tongkatnya, tidak encok juga. Alhamdulillah.

Setelah menerima medali di panggung, keempat kawanku itu kembali ke tempat duduk mereka. Kami yang belum dipanggil mengucapkan selamat untuk mereka. Sungguh, aku bahagia. Sudah sepertiga dari kami mendapat medali. Well, peserta OSN biologi dari kontingenku berarti juga sainganku, bukan? Namun, aku sama sekali tidak merasa begitu. Kami belajar bersama. Kami tidak mengerti bersama. Kami mencoba mencari tahu bersama. Kami faham bersama. Semuanya bersama-sama. Kebahagiaan mereka jelas memperbaiki moodku saat itu.

Matematika.Β Sampai nama ke-14 diumumkan, belum ada satu pun dari Jateng. Kami jadi heran sendiri. Masa nggak ada samasekali, sih? Ternyata, nama ke-15 adalah anak Jateng. Alhamdulillah.

Pengumuman Peraih Medali Perak

IPS. Beberapa teman kami. Alhamdulillah.

Fisika. Nama demi nama disebutkan. Sudah mendekati sepuluh orang, dan belum satu pun nama anak Jateng disebut. Sudah semakin dekat ….. Nama ke 10. Bukan juga. Wajah frustasi sebagian besar dari mereka jelas terlihat. Aku menggigit bibir. Kasihan juga, mereka tim paling besar, dan kesempatan terakhir adalah emas. Itu pun cuma lima orang. Ya sudahlah, aku tidak terlalu memikirkan itu. Karena kemudian …

Biologi. Aku menghitung dengan jari, berapa nama yang sudah disebut. Sudah enam! Ya Allah. Nggak ada nama temanku. Nggak ada namaku.. Tunggu. Mungkin belum. Aku semakin berdebar. Apa perak juga bukan takdirku?

“Rini Wulandari, Jawa Tengah!”

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!” Serpertinya satu kontingen Bio Jateng berteriak. Gimana nggak heboh, Rini yang masih kelas tujuh itu sudah mendapatkan perak ke sembilan!

“David Aurelio Karto Rahardjo, Jawa Tengah!”

David mendapatkan perak terakhir! Deg. Aku senang, sudah setengah tim Jateng mendapat medali. Itu berarti ……………. kesempatan terakhirku adalah emas.

Matematika. Beberapa nama dari Jawa Tengah disebutkan berurutan. Otto juga dapat medali perak. Ah, kalian sehati, David πŸ˜›

Pengumuman Peraih Medali Emas

Jantungku berdebar makin nggak karuan. Tanganku dingin. Aku nggak berhenti berdzikir. Aku berkali-kali menoleh ke teman-temanku. Mereka semua tersenyum dan mengacungkan jempol ke arahku. “Emas!” kata mereka kepadaku dengan muka berseri. “Kak Roi, emas, kak!” Ucap Rahma. Rasa mulas diperutku makin menjadi.

IPS. Kami mendengarkan pengumuman medali emas dengan seksama. Medali Emas selalu dinilai paling tinggi. Maka dari itu, medali emas lah penentu Juara Umum. Satu medali emas lebih unggul dibandingkan sepuluh perak.

Sampai medali emas ke empat, tidak ada nama anak Jateng. Aku dan Rahma heran. Rahma percaya, seorang peserta IPS bernama Jamal seharusnya bisa mendapat emas. Entah darimana dia memprediksi itu. “Medali Emas ke empat …” Tiba-tiba Rahma berteriak, “Jamal!” Jeda sebentar. Kemudian, “Jamal Habibur Rahman, Jawa Tengah!”

Aku dan Rahma langsung berteriak campur ketawa heran. Hahaha… Rahma, kok bisa sih prediksimu begitu tepat?

Fisika. Di mapel ini, Jawa Tengah panen. Peringkat pertama, kedua dan kelima adalah anak Jateng. Congrats!

Biologi. Sampai disini, rasa sakit perutku memuncak. Aku menunduk. Aku nggak berani menoleh ke siapa-siapa. Temanku masih menyemangati, “Emas, Sal, emas!”

Eh, aku malah berkata, “Jangaaan, jangan gitu, tho. Aku nggak mau kalian naruh harapan ke aku. Ntar jatuhnya sakit.” wkwk lebay memang, tapi sungguhan, ketika itu aku benar-benar merasa se-nggak berdaya itu.

Pengumuman emas pertama.

Aku menarik nafas dalam-dalam.

“Dean Fanggohans, Riau!”

Aku dan Rahma saling bertatapan. Kami membudarkan mulut saking kagumnya… Bagaimana tidak? Tahun lalu, Dean mendapat emas fisika. Tahun ini emas biologi. Pertama, lagi!

“Berikutnya, emas kedua, diraih oleh … ” Tiba-tiba, Rahma berteriak, “Salsa!”

Aku langsung menoleh ke arahnya dan berkata, ‘Halah …’

Suara dari panggung melanjutkan “Salsa…” Aku langsung berdiri sambil menutup mulut tak percaya. “Masya Allah! La haula wa laa quwwata illaa billah!” itu kata-kata yang pertama kali terucap. Sambil membaca hamdalah berulang kali, aku lari sprint ke panggung πŸ˜€

Sekarang, aku berpikir. Aku langsung merasa terpanggil, bahkan ketika namaku belum selesai disebutkan. Bagaimana kalau peserta biologi ada juga yang bernama Salsabila? (Soalnya nama itu cukup pasaran, I tell you) Kenapa aku begitu percaya diri ketika baru ‘Salsa’ saja yang terdengar? Hahaha … entahlah.

Aku masih susah percayaa … aku nggak bisa melakukan hal lain selain senyum (lebih tepatnya nyengir) lebar sambil menenagkan adrenalin yang daritadi memuncak. Medali itu … emas. Dikalungkan di leherku. Aku berdiri di sebelah Dean. Aku sempat memberinya ucapan selamat. Ternyata kami saling tahu satu sama lain. Aku tahu Dean dari kakak kelasku yang mengikuti OSN 2013, sedangkan dia tahu aku dari David (hayoloh, ngomong apa kamu tentangku, vid? awass ya kamu 😑 ). Yaaah … intinya semangat untuk seleksi IJSO! Dean juga mendapatkan dua trophy, untuk Best Theory SEKALIGUS Best Experiment. Kamu terlalu dewa, nak ._.

Matematika. Aku masih berdiri di panggung untuk menunggu pengumuman bidang matematika. Lagi-lagi, sampai empat medali emas, belum ada nama anak Jateng. Semoga yang terakhir! Benar saja. Alhamdulillah.

———–

Ketika kami bersiap turun dari panggung, Ka Ret mulai membacakan 5 Provinsi dengan perolehan medali terbanyak. Kelima, Banten. Keempat, Riau. Ini keren, bisa menembus dominasi provinsi di Jawa. Ketiga, Jawa Barat.

Aku makin berdebar. Berdasarkan perhitungan singkatku untuk perolehan emas, kesempatan Jateng memang sudah tertutup untuk menjadi Juara Umum tahun ini. Benar saja. Kedua, Jawa Tengah. Seluruh kontingen DKI Jakarta langsung bersorak gembira, bahkan sebelum DKI Jakarta disebut sebagai Juara Umum. Ckckck.. Sudah bukan rahasia lagi, persaingan Jawa Tengah dan DKI Jakarta dalam setiap OSN. Jawa Tengah yang selalu menjadi pengirim peserta terbanyak untuk tingkat nasional, dan DKI Jakarta yang jumlah pesertanya di bawah Jateng namun memiliki kualitas yang nggak bisa diremehkan. Hasil akhirnya bisa dilihat disini.

Tapi nggak papa. Semua sudah berlalu. Dan sekarang … saatnya untuk have fun!!!

Tentu saja aku mengabari Abi dan Umi. Mereka turut senang … namun aku tidak terlalu lama menghubungi mereka karena masih banyak urusan #eaa.

Teman-temanku di asrama tadi menelepon. Mereka sengaja meminjam hp ke abla untuk bisa mengetahui hasil OSN. Aw, so sweet :3 Ketika mereka menghubungi lagi, aku memberitahu, “Alhamdulillah, emas kedua.” Teriakan yang memekikkan telinga langsung terdengar. Aku menjauhkan hp dari telinga sampai mereka tenang kembali. Eh, mereka tidak kunjung tenang. Tampaknya mereka bergiliran memberiku selamat, namun masih saja ribut. Aku hanya terus berterimakasih tanpa tahu apa yang mereka bicarakan.

Setelah itu, aku banyak berkenalan. Maunya sih, memberi selamat ke anak Jawa Tengah yang mendapat medali, tapi sebenarnya selama ini aku belum mengenal mereka. Huhu parah banget kan :/ padahal satu kontingen. Salah satu pelajaran yang kudapat dari OSN adalah … Harus lebih friendly! Menyesal baru kenal teman-teman dari bidang lain saat OSN sudah usai, malah kenal lebih dekat lagi di media sosial ketika sudah kembali ke asal masing-masing. Hiks πŸ˜₯

Aku sedih … Tidak ada foto yang begitu bagus saat pengumuman. Mungkin aku, teman-teman, dan fotografer yang seharusnya mengabadikan momen-momen itu terlalu berdebar menunggu pengumuman kali, ya? Sepertinya fotografer provinsi menyimpan beberapa foto, namun sampai sekarang belum ada di internet jadi … ya sudahlah.

Alhamdulillah, Medali Emas OSN SMP 2014 Bidang Biologi :)

Alhamdulillah, Medali Emas OSN SMP 2014 Bidang Biologi πŸ™‚

Bersama my beloved preman :3 love u, bronze medalist :D

Bersama my beloved preman ❀ ciee bronze medalist πŸ˜€

Dari kiri ke kanan: Syailendra, Novita, Rini (adek :3), Rahma, Kakek eh Akbar

Dari kiri ke kanan: Syailendra, Novita, Rini (adek :3), Rahma, Kakek eh Akbar

Dari kiri ke kanan: David, Novita, Rini, Syailendra

Dari kiri ke kanan: David, Novita, Rini, Syailendra

Aku masih susah percaya. Aku … medali emas? Rasanya kok … aneh. Tapi, aku kembali teringat ucapan umi. Kita memang nggak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Nggak ada yang nggak mungkin bagi-Nya. Umi dan abi berpesan lewat telepon, bahwa aku tetap harus rendah hati. Nikmat ini hanya titipan. Bisa kembali Allah ambil sewaktu-waktu. Lagipula, kata siapa mendapat emas hanya merupakan nikmat? Banyak ujian pula yang menyertainya. Mereka berdoa, semoga aku senantiasa bisa menjaga hati dan melewati ujian dari Allah. Karena sesungguhnya, dengan begitulah derajat kita di hadapan Allah akan meningkat. Aamiin ya robbal ‘alamiin …

Aku bertemu dengan Pak Kris. Wajah bahagia Pak Kris menyambutku. Paling suka percakapan kami setelah itu.

Pak Kris: Nah, ini nih, peraih medali emas… Selamat, ya!

Salsa: Alhamdulillah, makasih pak. Tapi .. saya masih nggak percaya. Praktikum saya kacau. Teori banyak yang salah. Kenapa bisa emas?

Pak Kris: Yah … itulah. Itu semua karena Tuhan.

❀

Malam semakin larut. Kami masih berkumpul untuk menunggu pembagian uang transpor. Setelah beres, langsung cabut ke kamar masing-masing. Fiuh … capek. Tapi bahagia πŸ™‚ Sampai di kamar, Kayla dan Nisa memberi selamat. Makasih yaa πŸ˜‰

Aku beranjak ke kasur. Ini semua seperti mimpi. Besok aku akan kembali ke Semarang.

 

 

 

Hah? Besok?

 

 

BERSAMBUNG

 

 

 

6 thoughts on “Olimpiade Sains Nasional SMP 2014 (Part 12: (Bukan) Akhir Perjuangan)

  1. Tjieee… Tjieee….. :3
    Eh, Sal. Masa’ aku bacanya sambil ikutan tegang juga…. Kamu emang pinter ya! Pinter maksa orang masuk ke ceritamu πŸ˜›

  2. Khairunisa Rahma

    Masih inget setiap mau ngerjain soal selalu mules. Pengumuman lebih mules :3
    Seriusan kak kamu teriak ala DIrectioners? kwok :v
    Kangen ({})

  3. Kayanya kita senasib..:D
    Bisakah Tebak gw emas bio yg keberapa..:D

    Btw Selamat ya.. :p

Leave a comment